Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan
Bangsa dan Negara. Kebhinekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme
dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun
ideologi menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan
Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam
kemajemukan bangsa. Apakah kalian tahu letak semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”
dalam lambing negara kita? Coba
perhatikan lambang negara kita? Semboyan bangsa Indonesia tersebut tertulis
pada kaki lambang negara Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu
bangsa. Untuk itu, kita harus benar-benar memahami maknanya. Selain semboyan
tersebut, negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa sebagai
berikut.
6.
Lagu-lagu Perjuangan
Konsep Integrasi Nasional
1.
Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi”
dan “nasional”. Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan,
mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran
hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari
bahasa Inggris, nation yang artinya
bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis
dan antropologis.
a. Secara Politis
Integrasi
nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
b. Secara Antropologis
Integrasi
nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat.
Berikut adalah pendapat para ahli
tentang integrasi
1. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi
nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek
kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Integrasi juga
meliputi aspek vertikal dan horisontal.
2. J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional
sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat
didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada
suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa indonesia
berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan
bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus
nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
2.
Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara
adalah sebagai berikut.
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa
mereka berhasil saling mengisi kebutuhan kebutuhan antara satu dan lainnya.
b. Terciptanya kesepakatan (konsensus)
bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan
dijadikan pedoman.
c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial
dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi sosial.
Penanaman Kesadaran
Berkonstitusi
Bangsa Indonesia harus mampu menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang
kuat dan mandiri, namun tidak meninggalkan kemitraan dan kerja sama dengan
negara-negara lain dalam hubungan yang seimbang, saling menguntungkan, saling
menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Apakah kalian bisa membedakan antara Hak dengan Kewajiban sebagai warga negara yang baik (good citizenship). Jangan sampai menyalahgunakan hak karena akan banyak sekali orang yang bisa sewenang-wenang melakukan sesuatu hal yang bisa merugikan orang lain. Begitu pula dengan orang yang selalu berusaha menghindar dari kewajibannya sebagai warga negara. Perilaku ini bisa dijadikan contoh perilaku yang merugikan masyarakat, khususnya bagi pemerintah. Pelanggaran hak orang akan menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang haknya dilanggar kemungkinan tidak akan menjalankan kewajibannya.
Salah satu kewajiban sebagai warga negara adalah menjaga integrasi nasional dalam bingkai Bingkai Bhineka Tunggal Ika. Bagaimana cara menjaga integrasi tersebut? Berikut penjelasannya.
Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
Salah satu kewajiban sebagai warga negara adalah menjaga integrasi nasional dalam bingkai Bingkai Bhineka Tunggal Ika. Bagaimana cara menjaga integrasi tersebut? Berikut penjelasannya.
Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
Manusia
hidup dalam reliatas yang plural, hal yang sama juga pada masyarakat Indonesia
yang majemuk (plural society). Corak masyarakat Indonesia adalah
ber-Bhinneka Tunggal Ika, bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan
kebudayaannya, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang berada dalam masyarakat
Indonesia. Dalam masyarakat majemuk, seperti Indonesia dilihat memiliki suatu
kebudayaan yang berlaku secara umum dalam masyarakat.
Masyarakat
plural merupakan “belati” bermata ganda dimana pluralitas sebagai rahmat dan
sebagai ancaman. Pemahaman pluralitas sebagai rahmat adalah keberanian untuk
memerima perbedaan. Menerima perbedaan bukan hanya dengan kompetensi
keterampilan, melainkan lebih banyak terkait dengan persepsi dan sikap sesuai
dengan realitas kehidupan yang menyeluruh. Dengan demikian, kita perlu memahami
dan mengetahui faktor-faktor pembentuk integrasi nasional, baik faktor
pembentuk maupun faktor penghambat integrasi nasional. Berikut ini
faktor-faktor tersebut.
a. Faktor
pembentuk integrasi nasional
- Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
- Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
- Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
- Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
- Penggunaan bahasa Indonesia.
b. Faktor penghambat integrasi
nasional
- Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
- Kurangnya toleransi antargolongan.
- Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
- Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
Daftar Pustaka:
Tholib dan Nuryadi. (2016). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kemendikbud.
Sumber Gambar:
1. https://upload.wikimedia.org
2. https://noesaja.files.wordpress.com
3. https://klikkabar.com/wp-content/uploads
4. https://4.bp.blogspot.com
5. https://4.bp.blogspot.com
6. https://1.bp.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar